NAMA : BUNGA LESTARI
JURUSAN : SISTEM INFORMASI S1
KELAS : EKSEKUTIF
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur-unsur 6M dalam manajemen ?
Jawaban :
Unsur-unsur manajemen 6M yang terdiri dari man, money, materials, machines, methods, dan market.
1. Manusia (Man)
Unsur manajemen yang pertama dan paling utama adalah man atau manusia. Lebih spesifik lagi, man merujuk pada sumber daya manusia (SDM)) yang dimiliki. Adanya sumber daya manusia sangat penting untuk melakukan proses manajemen, mulai dari perencanaan hingga proses produksi yang dilaksanakan. Unsur ini juga meliputi pekerja yang dimiliki. Tanpa adanya unsur manusia, tentu manajemen tidak bisa dilakukan. Nantinya tiap-tiap individu juga memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing, sesuai dengan struktur dan keahlian masing-masing. Karena itulah unsur ini menjadi unsur yang paling vital dalam manajemen.
2. Uang (Money)
Selanjutnya ada unsur uang atau money. Dalam manajemen, uang sangat penting agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Untuk menjalankan aktivitas perusahaan atau industri, uang dibutuhkan sebagai modal untuk membeli bahan baku, membeli alat dan mesin, menggaji karyawan, menyewa lahan, dan lain sebagainya. Kegiatan atau ketidaklancaran proses manajemen tentu akan sangat dipengaruhi oleh pengelolaan keuangan perusahaan yang baik. Pengelolaan uang dan kas perusahaan haruslah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Untuk itulah unsur uang ini juga sangat penting dan haruslah diperhatikan.
3. Bahan (Materials)
Bahan atau materials juga termasuk unsur manajemen. Unsur ini sangat dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Bahan tersebut nantinya akan diolah hingga menghasilkan produk tertentu. Tanpa adanya bahan baku, tentu aktivitas perusahaan tidak bisa berjalan karena tidak ada produk yang bisa dihasilkan. Unsur ini sangat berkaitan dengan unsur manusia. Dalam proses produksi, sumber daya manusia (SDM) akan mengolah dan menjadikan bahan baku atau sumber daya alam (SDA) menjadi produk jadi atau setengah jadi yang akan dijual. Karena itulah, unsur bahan atau material ini juga dianggap sebagai sarana manajemen untuk mencapai tujuan.
4. Mesin (Machines)
Dalam proses manajemen, mesin atau machines juga penting dan berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan aktivitas perusahaan. Dengan adanya alat dan mesin, maka waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi dan pengolahan bahan baku akan semakin cepat dan efisien, serta menekan biaya agar minim. Dengan perkembangan teknologi yang maju dan modern saat ini, tentu mesin sudah menjadi kebutuhan wajib bagi tiap perusahaan untuk melakukan proses produksi. Selain itu, produksi dengan bantuan alat dan mesin tentu akan meminimalisir kesalahan yang biasa dilakukan manusia (human error).
5. Metode (Methods)
Unsur manajemen selanjutnya adalah metode atau methods. Yang dimaksud metode adalah tata cara atau langkah-langkah yang dilakukan dalam aktivitas perusahaan. Umumnya metode yang disepakati dan digunakan dikenal sebagai standard operational procedure (SOP) yang harus dipatuhi oleh pekerja. Adanya metode sangat penting sehingga produksi dapat berjalan dengan baik dan benar serta runtut dari awal sampai akhir, yang diterapkan pada tiap-tiap divisi atau bagian dalam perusahaan. Pemilihan metode yang tepat dan benar tentu akan membuat proses produksi dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
6. Pasar (Market)
Unsur manajemen yang terakhir adalah pasar atau market. Pasar menjadi unsur yang sifatnya sangat strategis, karena penguasaan pasar akan menjadi faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Yang dimaksud pasar adalah sektor konsumen yang ditargetkan atau dituju dengan harapan konsumen membeli produk yang dihasilkan perusahaan. Untuk menguasai dan mendominasi pasar, tentu ada langkah-langkah yang harus dilakukan, mulai dari menentukan segmentasi konsumen yang dituju, menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar, melakukan iklan dan promosi yang gencar dengan strategi yang tepat, dan lain sebagainya.
2. Sifat apa yang mampu berpengaruh terhadap keberhasilan dalam kepemimpinan pengorganisasian ?
Jawaban :
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
1. Kecerdasan Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya 8 memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
2. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
3. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuatinikemudiantercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
4. Sikap Hubungan Kemanusiaan Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
3. Sebutkan tipe-tipe gaya kepemimpinan !
Jawaban :
Berikut adalah beberapa tipe kepemimpinan yang paling sering ditemukan saat bekerja.
1. Otoriter
Kepemimpinan otoriter terpusat pada bos sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Pada tipe kepemimpinan ini, para pemimpin membuat keputusan, peraturan, dan prosedur berdasarkan pemikiran sendiri. Mereka jugalah yang bertanggung jawab. Lingkungan kerja yang otoriter tidak memberikan keleluasaan kepada orang-orang yang bekerja di dalamnya. Akan tetapi, tipe kepemimpinan ini sangat berguna dalam situasi genting ketika keputusan harus diambil dengan cepat.
2. Demokratis
Berkebalikan dengan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis mengutamakan kontribusi orang-orang di lingkungan kerja. Pemimpin kemudian menentukan keputusan akhir, tapi ia akan mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain. Tipe kepemimpinan ini sangat cocok diterapkan dalam bidang medis atau teknologi. Pasalnya, bidang-bidang ini membutuhkan kolaborasi antara tiap anggotanya agar bisa berfungsi secara optimal.
3. Delegatif
Para pemimpin yang menerapkan tipe kepemimpinan delegatif memberikan wewenang bagi anggotanya untuk mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini sangat berguna bila dijalankan oleh orang-orang berpengalaman. Meski begitu, tipe kepemimpinan delegatif jarang diterapkan karena lebih banyak kelemahannya. Kelemahan tersebut di antaranya motivasi yang rendah, kecenderungan anggota untuk saling menyalahkan, dan kurangnya produktivitas.
4. Transformasional
Berbeda dengan tipe lainnya, tipe kepemimpinan transformasional berfokus pada perubahan dalam organisasi, kelompok, dan unsur lain yang terlibat di dalamnya. Sang pemimpin mampu memotivasi kelompok dan mengarahkannya pada perubahan yang baik.
Para pemimpin transformasional biasanya cerdas, enerjik, dan penuh semangat. Mereka mendorong orang-orang yang dipimpinnya untuk melakukan beragam hal di luar target awal sehingga pencapaian yang dihasilkan juga tinggi.
5. Transaksional
Tipe kepemimpinan transaksional berfokus pada status pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya. Terdapat garis komando jelas yang harus dipatuhi sehingga semua orang memahami perannya masing-masing. Sebagai gantinya, para pemimpin memberikan reward bagi anggota kelompok yang memiliki performa baik. Kekurangannya adalah tidak adanya ruang untuk berkreasi dan berpikir di luar tatanan yang telah ada.
6. Situasional
Ini merupakan tipe kepemimpinan yang unik, sebab para pemimpin bertindak berdasarkan lingkungan kerja dan orang yang dihadapi. Teorinya mengatakan bahwa seorang pemimpin bisa berfungsi dengan optimal bila perannya sesuai dengan situasi kerja.
Ada empat cara yang dilakukan dalam tipe kepemimpinan situasional. Di antaranya:
· Mengarahkan langsung (directing): pemimpin memberikan seluruh instruksi secara spesifik.
· Melatih (coaching): pemimpin memberikan sebagian besar instruksi disertai sedikit dorongan.
· Mendukung (supporting): pemimpin memberikan sebagia kecil instruksi, tapi banyak menawarkan bantuan.
· Delegasi (delegating): pemimpin tidak lagi memberikan instruksi maupun bantuan karena anggota kelompoknya telah mampu melakukan tugas tersebut.
7. Karismatik
Pada tipe kepribadian karismatik, pemimpinnya adalah para sosok yang memiliki kepribadian kuat. Ini merupakan sumber kekuatan yang membuat banyak orang menghargai nilai yang mereka anut. Para pemimpin karismatik tidak sekadar terkenal karena posisi atau kepemilikan terhadap suatu hal. Mereka mampu mengubah arah pandang pengikutnya yang sudah mengakar menjadi suatu hal yang lebih baik lagi.
8. Melayani / Servant leadership
Tipe kepemimpinan selanjutnya yakni para pemimpin yang tak sungkan melayani. Tipe kepemimpinan ini percaya bahwa, ketika anggota tim merasa terpenuhi secara pribadi dan profesional maka mereka akan mampu menghasilkan pekerjaan yang hebat bagi perusahaan. Pemimpin ini mengutamakan kepuasan bagi karyawan, sehingga tidak mungkin bila mereka tidak dihormati oleh tiap karyawan. Mereka adalah tipe kepemimpinan yang baik dan terampil dalam membangun moral karyawan serta mampu membuat karyawan betah bekerja lama di perusahaan. Umumnya, tipe kepemimpinan seperti ini ada dalam perusahaan nirlaba.
9. Birokrasi
Pemimpin dengan tipe birokrasi mengharapkan anggota tim untuk mengikuti aturan dan prosedur yang tepat, sesuai yang sudah ditulis. Tipe kepemimpinan ini fokus pada tugas dalam hierarki di mana setiap karyawan sudah memiliki daftar tanggung jawab masing-masing. Tipe kepemimpinan ini paling cocok bekerja dalam industri atau departemen yang sangat diatur seperti keuangan, kesehatan dan pemerintah.
10. Visioner
Tipe kepemimpinan terakhir adalah tipe visioner. Pemimpin yang memiliki tipe ini biasanya memiliki visi yang jelas dengan selalu berinovasi dalam rangka mencapai target yang ditentukan. Mereka yang memiliki tipe kepemimpinan ini, selalu mendorong anggota timnya untuk selalu memacu dan mencoba hal-hal baru dalam meningkatkan kinerja dan menemukan metode yang ideal dalam proses pencapaian tujuan. Tipe ini juga memberikan kepercayaan penuh kepada anggota timnya untuk berkembang. Dengan kepemimpinan ini, anggota tim dapat berkembang secara cepat dengan belajar dari pengalaman sebelumnya dan menemukan solusi secara mandiri.
4. Sebutkan masalah-masalah yang diatur oleh MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) dalam program kepegawaiannya !
Jawaban :
MSDM mengatur program kepegawaian yang menyakut masalah masalah sebagai berikut:
1. Menetapkan jumlah , kualitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job discription, job specification, job requirement, dan job evaluation.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the right place and the right man in the right job bahkan untuk akhir-akhir ini in the right man in the right time.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumberdaya manusia pada masa yang akan datang.
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan perusahaan pada khususnya.
6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan yang sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8. Melaksanakan pendidikan , latihan, danpenilaian prestasi karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
10. Mengatur pensiun, pemberhetian dan pesangonnya.
5. Apa saja bidang kegiatan yang masih memerlukan keahlian dalam manajemen operasional ?
Jawaban :
Adapun bidang kegiatan yang memerlukan keahlian manajemen operasional yang diantaranya yaitu:
· Manajer Pabrik “Plant Manager”
Manajemen pabrik termasuk keahlian di bidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen persediaan, termasuk pengelolaan karyawan di bagian operasional maupun pengelolaan sumber daya lainnya yang dipergunakan di pabrik.
· Direktur Pembelian “Director of Purchashing”
Mengenai fungsi pembelian, kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan atau membuat keterkaitan dari supplier sampai distributor, mengkoordinasi aktifitas operasi.
· Manajer Mutu “Quality Manager”
Mengenai konsep statistic untuk dapat melakukan pengawasan semua aspek operasional karena kualitas merupakan tanggung jawab secara bersama diantara semua pihak yang terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.
· Konsultan Perbaikan Proses “Process Improvement Consultants”
Berkaitan dengan desain proses sehingga dapat memberikan berbagai konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan.
· Manajer Dan Perencana Rantai Pasokan “Supply Chain Manager anda Planner”
Bertanggung jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang antara perusahaan dengan supplier maupun distributor sehingga harus mempunyai keahlian tentang Material Requirement Planning, Supply Chain Management, Teknologi komunikasi canggih dalam dunia bisnis, konsep penjadwalan dan persediaan.
6. Sebutkan dan jelaskan tiga golongan pembagian manajer pada tingkatan manajemen dalam suatu perusahaan !
Jawaban :
Pada suatu organisasi dikelompokkan pada 3 tingkatan manajemen yang berbeda yaitu manajemen lini pertama, manajemen tingkat menengah, dan manajemen puncak.
1. Manajemen Lini Pertama ( first-line management )
Tingkatan manajemen lini pertama adalah tingkatan manajemen paling bawah pada sebuah organisasi. Manajemen lini pertama memiliki tugas untuk memimpin dan mengkontrol pekerja non manajerial pada sebuah perusahaan atau organisasi. Tingkatan pada manajemen ini tidak membawahi tingkatan manajemen yang lainnya. Beberapa contoh tingkatan manajemen lini pertama adalah penyelia ( supervisor 19) atau pengawas, manajer lokasi, manajer perkantoran, manajer departemen, manajer shift , atau mandor. Manajemen ini disebut juga manajemen operasional 22 yang terlibat secara langsung pada proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan berbagai rencana yang telah ditentukan oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi. Perlu diketahui tingkatan manajemen awal ini dipilih oleh manajemen level menengah. Diantara keahlian yang utama dibutuhkan adalah keahlian komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu 6 dan teknikal. Manajemen tingkat awal memiliki berbagai kegiatan yang harus dilakukan seperti :
- Memerlukan ketrampilan teknis (keahlian yang mencakup prosedur teknis, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus) dan kemampuan komunikasi yang baik.
- Menyusun perencanaan jangka pendek (harian, mingguan dan bulanan).
- Mengarahkan sejumlah karyawan yang berada di bawah komandonya.
- Memberikan informasi terkait keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para karyawan dan memberikan informasi terkait kinerja, hambatan, kesulitan dan tuntutan dari para karyawan kepada manajemen yang lebih tinggi.
- Menjaga hubungan baik antara manajemen tingkat menengah dan para karyawan.
- Bertanggung jawab dan memberikan laporan secara langsung kepada manajemen level menengah.
2. Manajemen Tingkat Menengah ( Middle Management )
Tingkatan pada manajemen level menengah merupakan manajemen yang antara manajemen lini pertama dan manajemen puncak. Tingkatan manajemen ini memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Manajemen tingkat menengah mempunyai tanggung jawab pula terhadap segala kegiatan yang dilaksanakan oleh tingkatan manajemen di bawahnya bahkan terhadap beberapa karyawan operasional. Contoh tingkatan manajemen tingkat menengah seperti kepala departemen (manajer pemasaran, manajer keuangan, dll) atau HOD, kepala bagian, pemimpin proyek, manajer cabang (cabang perusahaan atau unit lokal), manajer pabrik, Junior Executive (asisten manajer pembelian, asisten manajer pemasaran, dll) dan manajer divisi. Manajemen level menengah ini ditunjuk oleh manajemen puncak. Kemampuan yang dibutuhkan di antaranya adalah keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu dan juga teknikal.
Peran manajemen tingkat menengah pada suatu organisasi adalah sebagai berikut :
- Memerlukan ketrampilan manajerial serta kemampuan teknis.
- Menjadi perantara antara manajemen puncak dan manajemen lini pertama.
- Merencanakan rencana jangka menengah antara 1 – 5 tahun.
- Berkoordinasi dengan departemen yang ada atas semua kegiatan yang dilakukan.
- Menjalankan perintah, kebijakan, dan rencana yang ditetapkan oleh manajemen puncak.
- Bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen puncak seperti Dewan Direksi dan CEO perusahaan.
- Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak sesuai dengan kondisi yang ada.
Hal yang perlu diketahui bahwa manajer tingkat menengah memiliki tugas khusus sebagai penghubung antara manajemen puncak dengan manajemen lini pertama. Sehingga dalam konteks ini manajer tingkat menengah harus memiliki kemampuan komunikasi dua arah yang baik.
3. Manajemen Puncak ( Top Management)
Klasifikasi tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif. Manajemen puncak mempunyai tanggung jawab pada semua manajemen organisasi. Tingkatan manajemen puncak memiliki tugas membuat rencana aktivitas dan strategi perusahaan secara global dan mengarahkan jalannya perusahaan. Beberapa contoh tingkatan manajemen puncak seperti dewan direksi, CEO ( Chief Executive Officer ), CIO ( Shief Informatioan Officer ), CFO ( Chief Financial Officer), General Manajer atau dikenal dengan Presiden Direksi (Presdir). Direksi adalah wakil para pemilik perusahaan atau pemilik saham. Mereka ditetapkan oleh para pemegang saham perusahaan dan CEO ditunjuk oleh dewan direksi perusahaan. Untuk manajemen tingkat ini, keahlian utama yang diperlukan adalah keahlian dalam hal konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen global, dan manajemen waktu. Peran yang paling utama pada manajemen puncak adalah :
- Dibutuhkan kemampuan konseptual dibandingkan kemampuan teknis.
- Mampu memobilisasi sumberdaya yang dimiliki perusahaan.
- Bertanggung Jawab penuh terhadap keberjalanan perusahaan kepada dewan direksi, pemerintah dan masyarakat umum.
- Menentukan perencanaan, tujuan dan kebijakan perusahaan atau organisasi.
- Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan.
- Manajemen puncak bekerja melalui pemikiran, perencanaan kemudian memutuskan sehingga disebut juga dengan otak organisasi atau Administrasi.
7. Apa saja tiga pendekatan rasional yang sering digunakan oleh seorang manajer untuk pengambilan keputusan ? dan jelaskan !
Jawaban :
Rasionalitas. Manajer membuat pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai, dengan kendala tertentu.
Asumsi bagi pengambil keputusan:
- Rasional sempurna, obyektif, dan logis
- Secara hati-hati mendefinisikan masalah dan mengidentifikasi semua alternative
- Mempunyai tujuan yang jelas dan spesifik
- Memilih aternatif yang akan memaksimalkan hasil bagi organisasi dan bukan kepentingan pribadi
Rasionalitas Terbatas. Manajer membuat keputusan rasional tetapi dibatasi oleh kemampuan seseorang untuk memproses informasi. Konsep bahwa manajer mengambil keputusan paling logis yang mungkin dalam berbagai kendala berupa keterbatasan informasi dan kemampuan.
Asumsi bagi pengambil keputusan:
- Tidak akan mencari atau mempunyai pengetahuan untuk semua alternative
- Satisfice (memuaskan), memilih alternatif pertama yang memuaskan dari pada memaksimalkan hasil dengan mempertimbangkan semua alternatif dan memilih yang terbaik
Intuisi. Pengambilan keputusan bawah sadar berdasarkan pengalaman dan pertimbangan yang sudah terkumpul.
8. Sebutkan proses yang dilakukan dalam pengambilan keputusan !
Jawaban :
Berikut adalah tujuh langkah dalam proses pengambilan keputusan
- Mengidentifikasi keputusan. Langkah pertama dalam membuat keputusan yang tepat adalah mengenali permasalahan serta memutuskan untuk mengatasi hal itu, dan juga menentukan alasan tentang mengapa keputusan ini akan membuat perubahan bagi konsumen atau karyawan.
- Mengumpulkan informasi. Selanjutnya, saatnya untuk mengumpulkan informasi sehingga dapat membuat keputusan berdasarkan data dan fakta. Tahap ini membutuhkan penilaian untuk memnentukan informasi apa yang relevan dengan keputusan yang ada dan bagaimana cara mendapatkannya. Supaya efektif, sebelumnya definisikan apa yang perlu diketahui yag berpengaruh dengan keputusan, dan tentukan siapa saja yang perlu dilibatkan.
- Mengidentifikasi alternatif. Dengan memahami permasalahan, mengidentifikasi kemungkinan dan mensimuulasikannya akan lahir opsi-opsi keputusan. Opsi tersebut yang diperyimbangkan utuk diambil salah satunya sebagai keputusan.
- Menimbang bukti. Menurut pakar manajemen Phil Higson dan Anthony Sturgess, dalam langkah ini diperlukan "mengevaluasi kelayakan, penerimaan dan keinginan" untuk mengetahui alternatif manakah yang terbaik. Pengambil keputusan baik itu manajer/eksekutif atau pelaku usaha harus mampu mempertimbangkan pro dan kontra kemudian memilih opsi yang memiliki peluang keberhasilan tertinggi. Mencari opini kedua yang dipercaya mampu memberikan perspektif baru terhadap permasalahan juga mungkin akan sangat membantu.
- Memilih diantara alternatif pilihan. Ketika tiba waktunya untuk membuat suatu keputusan, pastikan bahwa adanya resiko yang menempel pada keputusan yang dipilih. Atau, alternatif lainya, dengan memilih kombinasi dari beberapa alternatif setelah sepenuhnya memahami informasi serta potensi resikonya.
- Bertindak. Selanjutnya, setelah keputusan diambil harus segera dibuat rencana implementasi. Hal ini melibatkan kegiatan mengidentifikasi sumberdaya yang diperlukan serta mendapatkan dukungan dari karyawan dan para pemangku kepentingan. Mengumpulkan orang lain yang setuju dengan keputusan yang diambil adalah komponen kunci untuk melaksanakan rencana kita secara efektif.
- Meninjau kembali. Langkah penting namun paling sering diabaikan dalam proses pengambilan keputusan adalah mengevaluasi keputusan . Apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan,segeralah tinjau kembali dan telusuri secara runtut apa yang menyimpang atau tidak sesuai.
9. Menurut G.Terry ada 4 fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controlling. Jelaskan satu persatu !
Jawaban :
1. Planning (Perencanaan)
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 10) mengemukakan tentang Planning sebagai berikut, yaitu “Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to accieve desired result”.
“….Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
2.Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian tidak dapat diwujudkan tanpa ada hubungan dengan yang lain dan tanpa menetapkan tugas-tugas tertentu untuk masing-masing unit. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 38) mengemukakan tentang organizing sebagai berikut, yaitu “Organizing is the determining, grouping and arranging of the various activities needed necessary forthe attainment of the objectives, the assigning of the people to thesen activities, the providing of suitable physical factors of enviroment and the indicating of the relative authority delegated to each respectives activity.
“…Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor physik yang cocok bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.
Terry (Sukarna, 2011: 46) juga mengemukakan tentang azas-azas organizing, sebagai berikut, yaitu :
- The objective atau tujuan.
- Departementation atau pembagian kerja.
- Assign the personel atau penempatan tenaga kerja.
- Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung jawab.
- Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.
3.Actuating (Pelaksanaan /Penggerakan)
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa
Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts.
“….Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.
Definisi diatas terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai dari tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah kepada sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada sasarannya hanyalah merupakan pemborosan terhadap tenaga kerja, uang, waktu dan materi atau dengan kata lain merupakan pemborosan terhadap tools of management. Hal ini sudah barang tentu merupakan mis-management.
Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada planning dan organizing yang baik, melainkan juga tergantung pada penggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif karena dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget, standard, metode kerja, prosedur dan program. (Sukarna, 2011: 82-83).
Faktor-faktor yang dierlukan untuk penggerakan yaitu:
- Leadership (Kepemimpinan)
- Attitude and morale (Sikap dan moril)
- Communication (Tatahubungan)
- Incentive (Perangsang)
- Supervision (Supervisi)
- Discipline (Disiplin).
4.Controlling (Pengawasan)
Control mempunyai perananan atau kedudukan yang penting sekali dalam manajemen, mengingat mempunyai fungsi untuk menguji apakah pelaksanaan kerja teratur tertib, terarah atau tidak. Walaupun planning, organizing, actuating baik, tetapi apabila pelaksanaan kerja tidak teratur, tertib dan terarah, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Dengan demikian control mempunyai fungsi untuk mengawasi segala kegaiatan agara tertuju kepada sasarannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Untuk melengkapi pengertian diatas, menurut George R. Terry (Sukarna, 2011: 110) mengemukakan bahwa Controlling, yaitu:
Controlling can be defined as the process of determining what is to accomplished, that is the standard, what is being accomplished. That is the performance, evaluating the performance, and if the necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that is conformity with the standard.
“…Pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bilaman perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standard (ukuran).
Terry (Sukarna, 2011: 116), mengemukakan proses pengawasan sebagai berikut, yaitu:
- Determining the standard or basis for control (menentukan standard atau dasar bagi pengawasan)
- Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)
- Comparing performance with the standard and ascerting the difference, it any (bandingkan pelaksanaan dengan standard dan temukan jika ada perbedaan)
- Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat).
10. Tugas seorang manajer dalam perusahaan, meliputi apa saja deskripsikan ?
Jawaban :
- Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain. Istilah orang mencakup tidak hanya bawahan dan atasan, tetapi juga manajer lainnya dalam organisasi.
- Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan menetapkan prioritas-prioritas.
- Manajer bertanggung-jawab dan mempertanggung-jawabkan. Manajer ditugaskan untuk mengelola pekerjaanpekerjaan tertentu dengan sukses.
- Manajer harus berpikir secara analistis dan koseptual. Manajer harus mampu merinci dan memisah-misahkan suatu masalah, menanalisa dan mencari penyelesaian yang layak dengan akurat.
- Manajer adalah seorang mediator. Jika saling tidak bersepakat (tidak setuju) atau saling bertentangan, manajer dituntut perannya sebagai mediator (penengah).
- Manajer adalah seorang politisi. Manajer harus mengembangkan hubungan baik untuk mendapatkan dukungan atas kegiatan, usulan atau keputusan-keputusannya. Manajer harus efektif memainkan politik dengan mengembangkan kerjasama dengan para manajer lain dalam organisasi
- Manajer adalah seorang diplomat. Manajer mungkin harus berperan sebagai wakil resmi organisasi kerjanya pada pertemuan-pertemuan organisasional. Manajer mungkin juga mewakili organisasi dalam urusan dengan pelanggan, pejabat pemerintah, atau organisasi lain.
- Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit. Organisasi selalu menghadapi banyak masalah (misal kesulitan finansial, masalah personalia, dsb). Manajer adalah orang yang diharapkan dapat menemukan jalan keluar dari berbagai masalah sulit dan mengambil keputusan yang akurat.